Padalarang (BR).-Pembangunan pasar Tagog Padalarang segera dibangun, pasalnya pihak ketiga tengah mendaftar untuk ikut lelang pada Layanan Pelayanan Secara Elektronik (LPSE ) penyelenggaraan layanan barang/jasa, ada kurang lebih lima perusahaan.
Plt Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bandung Barat, Maman Sulaiman mengatakan, pedagang pasar Tagog Padalarang sudah lama menantikan pembangunan tempatnya berjualan , mengingat pasar Tagog yang sudah tidak nyaman lagi dalam melakukan transaksi jual beli.
“Baru ada lima perusahaan yang minat membangun pasar tersebut, diantaranya PT Rimba Arta Bangun, PT Gita Internusa, PT Bangun Bina Persada, PT Lentera Bahari Putra Mas, dan PT Lekta Konstruksi, ke lima perusahaan ini yang nantinya masuk ke panitia lelang kemudian panitia akan menseleksi kelengkapan dan pengalaman dalam membangun pasar, dan aspek keuangan perusahaan itu,” ungkap Maman.
Lebih lanjut Maman menjelaskan mengapa harus masuk dahulu malalui panitia lelang karena ini investasi murni sehingga harus diseleksi dulu, berapa nilai investasinya, ini dihitung dulu oleh konsultan publik.
“Nilainya mencapai Rp 80 miliar, pembangunan pasar Tagog diperkirakan memiliki tiga lantai, lantai pertama menjadi baseman, lantai kedua untuk para pedagang berbagai macam dagangan, lalu lantai ketiga atau lantai atas untuk pedagang kaki lima dan untuk kuliner,” imbuhnya.
Rencananya diluar tidak ada lagi pedagang kaki lima semua masuk di dalam gedung pasar, kemudian kaitan dengan angkutan umum nanti ada terminal tipe sub C dipasar curug agung jalan gedung lima, tidak masuk ke pasar Tagog, hanya lintasan saja.
“Kalau tidak ada angkutan umum yang lewat pasar akan sepi, dan diperkirakan pada bulan Juli tahun 2019 sudah dimulai pembangunannya tinggal kesiapan atau kecepatan panitia lelang juga,”tuturnya.
Berkaitan dengan revitalisasi pasar pusat dalam rangka tugas pembantuan mengumpulkan Dinas Perindustrian Perdagangan se Indonesia di Jakarta dan Bali, Kabupaten Bandung Barat mendapat anggaran sebesar Rp 4 miliar untuk pasar Citalem di Kecamatan Cipongkor , itupun tergantung dari kepala desanya karena beberapa waktu lalu pasar Cipta Gumati mendapat Rp 6 miliar dikembalikan lagi , pasalnya pihak kepala desa enggan menyerahkan pasarnya kepada pihak pemerintah daerah. (BR.08)
Discussion about this post