Sumedang (BR).- Pemkab Sumedang Gelar Reform Corner Seri I, guna tingkatkan kompetensi ASN, bertajuk “Change Management dan Reformasi Birokrasi Tematik di Era Society 5.0”, yakni di Gedung Negara Rabu 18 Januari 2023.
Reform corner tersebut, menghadirkan dua orang narasumber yakni Prof. Eko Prasojo (Sekretaris Eksekutif Komite Pengaran PAN RB dan Guru Besar Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) Universitas Indonesia) dan Dr. Ir. Cahyana Ahmadjayadi (Co-Founder & Chairman).
Acara dihadiri langsung Bupati Sumedang H. Dony Ahmad Munir didampingi Sekda Herman Suryatman dan diikuti para Asisten, Staf Ahli, Kepala OPD.
“Reform corner ini adalah ikhtiar kita untuk mengubah ASN Sumedang, mengubah mindsetnya ke arah lebih baik lagi, menambah kapasitasnya dan pengetahuannya. Juga terus melakukan continuous improvement,” ujar Bupati saat membuka acara.
Ia pun menyampaikan, ada tiga hal yang bisa menjadi senjata dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yaitu pengetahuan, pengalaman dan jaringan.
“Tiga hal ini adalah senjata bagi kita jika kita ingin mengatasi setiap persoalan, memajukan daerah dan menjalankan pemerintahan dengan baik,” ungkapnya.
Bahkan, dari ketiga hal tersebut, kata bupati, salah satu indikator seseorang memiliki sebuah kompetensi adalah meningkat pengetahuan dan pengalamannya.
“Ekspektasi rakyat semakin tinggi, kita pun harus cepat dalam melakukan perubahan, beradaptasi dan harus cepat merespon apa yang menjadi kehendak rakyat. Tidak hanya responsif, tapi kita jugaharus pro aktif. Sumedang SAKTI, itu yang menjadi tagline kita,” jelasnya.
Berkaitan Reformasi Birokrasi (RB), lanjut Dony, kapasitas birokrasi di Sumedang saat ini dinilai sudah cukup tinggi sebagai alat intermediate goal yang harus berdampak pada penurunan angka kemiskinan sebagai ultimate goal-nya.
“Tahun ini kemiskinan kita menurun 0,5. Penurunan ini kedua terbaik di Jawa Barat jika dibandingkan kabupaten lain,” tuturnya.
Selain berdampak terhadap penurunan angka kemiskinan, RB juga diharapkan bisa berdampak terhadap penurunan angka pengangguran dan meningkatnya investasi.
“Tingkat Pengangguran Terbuka kita menurun dari 9 persen ke 7 persen berdasarkan data BPS. Untuk investasi, kemarin sekitar Rp. 4,4 trilyun nenurut data BKPM dan itu meningkat jika dibandingkan tahun sebelumnya. Kemudian berdampak pada stunting. Itu semua harus kita ikhtiarkan dengan digitalisasi,” katanya. (BR-10)
Discussion about this post