SOREANG (BR).- Abad 21 dinyatakan abadnya anak muda, yang kemudian dikenal sebagai abad kaum milenial. Jadi apabila ada yang mengatakan milenial, yang dimaksud adalah kaum muda. Seandainya ada sebuah struktur, di dalamnya didominasi oleh kaum muda, maka akan dikatakan bahwa struktur tersebut dikuasai oleh kaum milenial, itulah Ungkapan yang disampaikan Pakar Pendidikan Kab. Bandung yang juga sebagai Akademisi Prof. Dr. H. Toto Sutarto Gani Utari M. Pd, pada bandungraya.net, Senin 29 Agustus 2022.
Menurut Toto Sutarto, selanjutnya abad ini juga ditandai dengan masa serba digital, hampir seluruh sendi kehidupan sudah dikendalikan dengan alat komunikasi online. Dan dengan sendirinya yang menguasai digital ini adalah anak muda atau kaum milenial, karena sesuai dengan hukum Inovasi bahwa generasi pendahulu sulit terjangkau oleh sumber inovasi, Ujar Prof. Toto.
” Maka betapa pentingnya peranan anak muda sebagai ujung tombak kemajuan di era digital ini. Dalam prediksi di tahun 2025 setiap Kabupaten akan mendapat bonus demografi atau banyaknya anak-anak usia produktif yang siap bekerja “.
Diutarakan Pakar Pendidikan ini bahwa, Menyambut hal tersebut generasi muda harus lebih kreatif dan inovatif, serta dapat menggali potensi yang dimiliki untuk dikembangkan, agar dapat menjadi energi positif untuk lingkungannya, imbuh Dia.
” PAD suatu daerah menuntut peran sertanya masyarakat, dengan sendirinya diutamakan peran anak mudanya, karena pada generasi inilah sedang terjadi pembangunan karakter,”.
Sehingga menurut Prof. Toto Sutarto Gani Utari, perlu mendapat perhatian khusus dari pimpinan daerah untuk menentukan arah generasi muda atau kaum milenial kearah karakter seperti apa, Tukas Dia.
” Menempuh Pendidikan hingga jenjang Pendidikan tinggi adalah salah satu jalan keluar, karena di situ mereka akan terbangun karakternya kea rah yang jelas, menempuh cakrawal ilmu pengetahuan yang sangat luas”.
Tapi menurutnya, pernyataan kemdikbudristek menjadi kekhawatiran, bahwa masyarakat yang menempuh jenjang Pendidikan tinggi di Indonesia masih rendah baru mencapai 34,58% dari populasi usia yang seharusnya menempuh Pendidikan tinggi.
” Berarti masih tinggi angka lulusan SMA/SMK yang memutuskan tidak melanjutkan ke Pendidikan tinggi, dengan alasan secara umum tidak mampu membayar uang kuliah”.
Patut diacungkan jempol atas kejelian Bupati Bandung HM. Dadang Supriatna melihat semua yang dijelaskan di atas, Bupati menggulirkan program andalananya, yaitu memberikan beasiswa untuk anak muda warga Kabupaten Bandung, dengan sebutan BESTI (artinya Beasiswa ti Bupati) BEDAS, tutur Toto Sutarto.
Mulai pendaftaran gelombang pertama awal agustus dan sudah berjalan, Dengan berbagai persyaratan yang bermotifkan keseriusan dan kemajuan buat pesertanya, dari 1050 peserta telah tersaring 20 orang. Dan kini sudah dibuka untuk gelombang ke dua sejak tanggal 25 Agustus 2022 sampai tanggal 1 September 2022.
Masih menurut Prof. Toto, Penting untuk disadari oleh semua, generasi muda khususnya para calon penerima beasiswa nanti, karena mereka masuk dalam bagian 34,58% yang bisa menempuh jenjang pendidikan perguruan tinggi, dan merupakan keistimewaan sehingga harus dijalani dengan sebaik-baiknya, ulas Dia.
“Mereka pun harus memiliki integritas pribadi dan menyadari bahwa kuliah bukanlah sekedar rutinitas melainkan tugas dan tanggung jawab yang mulia”.
Untuk itu dikatakan Prof. Toto Sutarto, bahwa para mahasiswa yang akan menerima beasiswa, harus belajar dengan serius, dapat mengembangkan potensi diri dengan optimal, sehingga menjadi lulusan yang Bangkit, Edukatif, Dinamis, Agamis, dan Sejahtera, mampu bersaing di revolusi industri 4.0 atau era digital, tidak hanya cukup memiliki pintar saja tetapi juga memiliki soft skills seperti communication, collaboaration, critical thinking dan creativity and inovation berdaya saing global, dan mampu berkiprah dalam pembangunan, khususnya pembangunan kabupaten Bandung, ungkapnya.
Besti diberikan untuk meningkatkan kualitas SDM pada tingkat pendidikan tinggi yang mampu bersaing di kancah lokal dan nasional, sebab pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045, serta dapat meningkatkan angka partisipasi masyarakat pendidikan tinggi Kabupaten Bandung dari 16,39 pada tahun 2019 kemudian 17,95 pada tahun 2021 (menurut sumber data BPS Provinsi Jawa Barat tentang Angka Partisi Murni tahun 2019-2021), dan pada tahun 2022 ini Bupati Bandung berharap ada peningkatan yang lebih signifikan, Terangnya Pula.
Beasiswa Ti Bupati (Besti) Bedas adalah program Bupati Bandung dalam bentuk bantuan biaya pendidikan yang diberikan kepada mahasiswa yang memenuhi persyaratan.
Sasarannya adalah calon mahasiswa atau mahasiswa yang:
1). Memiliki prestasi akademik maupun non akademik
2). Keluarga ekonomi tidak mampu (KETM)
3). Mampu membuktikan hapalan Al-Qur’an minimal satu Juz.
“Bahwa Besti (Beasiswa Ti Bupati) Bedas adalah investasi Sumber Daya Manusia (SDM) jangka panjang, karena pendidikan merupakan aset besar untuk mempercepat pembangunan di masa depan dengan memberi jalan generasi milenial menempuh hidup mereka yang sebenarnya. Dan untuk pemerintah daerah merupakan upaya nyata dalam meningkatkan PAD Kabupaten Bandung,”pungkas Prof Toto Sutarto. (BR.01)
Discussion about this post