Dalam kata lain, sebutnya, menanggapi terkait bantuan 100 Milyar dari Gubernur Jabar yang rencananya untuk pembangunan menara kembar ‘Kujang Sapasang’ dinilai timing nya kurang tepat, belum sesuai dengan history dan kosmologi tata ruang serta metafisik nya.
“Pada prinsipnya, kami setuju dan mendukung pembangunan di kawasan wisata Jatigede tersebut. Namun sebaiknya, Pemerintah juga harus melibatkan tokoh spiritual serta unsur ahli sejarah tentang pemahaman dan nilai jual filosofis nya pula,” terangnya.
Lebih lanjut, kata Aki Wangsa, dulu pihaknya pun pernah mengajukan menara “Tembong Agung ” yang diharapkan dapat menampakan sebuah kemulyaan di kawasan wisata Jatigede.
“Hal ini, menandakan setiap pembangunan jangan sampai melupakan aspek nilai sejarah dan budayanya. Sudi kiranya memperhatikan juga, keprihatinan masyarakat sekitar OTD Jatigede. Seperti halnya nasib warung lesehan yang tergerus setelah dibangunnya kampung Buricak Burinong dengan kesan gaya kekotaan, tanpa menghiraukan SPBS malah menghilangkan tradisi setempat,” tukasnya. (BR 11)
Discussion about this post