Bandung ( BR. NET) Sekilas mengikuti perjalanan seorang Sejarawan yang juga sebagai Ketua Yayasan Pendidikan Prima Cendekia Kec. Bale Endah Kabupaten Bandung.
Dimana sejak Tanggal 26 September 2024 hingga 6 Oktober 2024, Prof. Dr. H. Dadan Wildan Anas, M. Hum, sejarawan yang juga Staf Ahli Menteri Sekretaris Negara RI dan Ketua Yayasan Pendidikan Prima Cendekia Islami, melakukan perjalanan ke Turki selama 10 hari. Berikut catatan perjalanannya di tempat tempat bersejarah.
Pada Kamis, 26 September 2024, pesawat Emirat berbadan lebar dengan tujuan Dubai, mengangkasa dari bandara Soekarno Hatta pada Pukul 00.30 WIB. Mendarat di Bandar Udara International Dubai Airport sekira Pukul 05.00 setelah menempuh penerbangan 7 jam 40 menit.
Dari pukul 05.00 sampai dengan pukul 10.00 saat transit di Bandara Dubai, dimanfaatkan untuk mengelilingi tempat belanja di bandar udara yang megah, mewah, dan menarik.
Untuk hari jumat, 27 September 2024 Pukul 10.00 sesuai jadwal, penerbangan dilanjutkan dengan pesawat emirates tipe A. A380-800, pesawat penumpang terbesar di dunia yang mampu menampung 800 orang penumpang. Namun, bandara dubai yg terkenal sibuk itu, antrian pesawat untuk giliran terbang, cukup lama. Pesawat Emirat yg saya tumpangi harus antri terbang selama dua jam.
Pukul 12.00 barulah pesawat dari dubai menuju istanbul turki, kegiliran terbang. Setelah menempuh perjalanan sekira 4 jam 45 menit, pesawat mendarat dengan selamat di bandar udara internasional Istanbul, Turki. Salah satu Bandara terbesar di dunia.
Dari bandara Istanbul, rombongan kami dari grup My Halal Vacation Tour Jakarta, dengan tour leader Mr. Mukti Octaviadi Oka yang ramah dan cekatan, disambut Tour Guide asli Turki yang fasih berbahasa Indonesia, Mr. Fahretin biasa dipanggil Fahri mengajak kami melanjutkan perjalanan dengan bus menuju kota Bursa, 160 km dari Istanbul sekira dua jam perjalanan. Menyemberangi jembatan yang menghubungkan benua Eropa dan benua Asia serta jembatan di atas laut Marmara, perjalanan menuju Bursa, sangat mengasyikan. Tiba di Bursa jelang malam, langsung menuju hotel untuk istirahat.
Pada hari Sabtu pagi di kota Bursa, 28 September 2024, udara cukup dingin. Destinasi pertama yang dikunjungi adalah Masjid Bursa. Masjid Bursa atau lebih dikenal dengan Masjid Raya Bursa adalah masjid bersejarah peninggalan Kesultanan Utsmaniyah yang berada di kota Bursa, Provinsi Bursa, Turki.
Dikenal sebagai
Ulu Camii Bursa atau Masjid Raya/Masjid Agung Bursa. Masjid ini merupakan salah satu masjid utama Kekaisaran Ottoman. Sebab pada abad 13 Masehi, Bursa merupakan Ibu Kota Kekaisaran Ottoman.
Dadan Wildan juga sempat singgah di Masjid yang dibangun pada abad ke 14 selama tiga tahun dari tahun 1396 sampai 1399 oleh Sultan Yildirim Bayezid 1 dengan arsitek Ali Necar itu, dibangun bergaya Seljuk. Masjid itu merupakan janji sang Sultan ketika memenangkan pertempuran Nikopolis.
Pertempuran Nikopolis berlangsung pada tanggal 25 September 1396 dan menyebabkan kekalahan aliansi tentara salib dari Hongaria, Bulgaria, Kroasia, Wallachia, Prancis, Bourgogne, Jerman, dan berbagai pasukan yang dibantu oleh angkatan laut Venesia. Pasukan besar itu ditaklukan pasukan Utsmaniyah dalam pengepungan benteng Nikopol di tepi Sungai Donau. Pertempuran ini menyebabkan berakhirnya Kekaisaran Bulgaria Kedua.
Pertempuran itu juga sering disebut sebagai Perang Salib Nikopolis karena merupakan salah satu Perang Salib skala besar yang terakhir pada Abad Pertengahan, bersama dengan Perang Salib Varna pada tahun 1443–1444.
Untuk memberikan hadiah kepada rakyatnya, Sultan Bayezid I awalnya ingin membangun 20 masjid. Namun karena keuangan negara yang tengah tidak stabil, Sang sultan kemudian membangun Ulu Camii dengan 20 kubah besar yang merepresentasikan 20 masjid.
Masjid yang awalnya merupakan sebuah monumen utama arsitektur Ottoman, sekaligus lambang kemenangan perang itu, kini menjadi masjid terpenting di kota Bursa.( ***)
Discussion about this post