Dadan menjelaskan, jika para guru masih mengajar dengan cara-cara konvensional, akan ditinggalkan. Karenanya, para guru diharapkan dapat mengembangkan metode-metode pembelajaran yang disesuaikan dengan perkembangan jaman agar menarik, dan materi pembelajaran dapat diterima dengan mudah. Para guru bisa mengembangkan video tutorial, forum diskusi online, hingga pembuatan dan penggunaan aplikasi pembelajaran, imbuh Dia.
Sementara itu, Siti Komariah, Ph. D. mengatakan pentingnya penguatan karakter di era digital dan disrupsi peradaban. Anak anak milenial yang berada di tengah arus peradaban global, harus tetap memiliki landasan keagamaan yang kuat, karakter yang kukuh, dan kepribadian bangsa yang mantap.
Penguatan karakter, sangat esensial dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hilangnya karakter akan menyebabkan hilangnya generasi penerus bangsa, karena karakter berperan sebagai kemudi dan kekuatan agar tidak terombang ambing di era global yang sangat dinamis, jelas Siti.
” Karakter tidak datang dengan sendirinya, tetapi harus dibangun dan dibentuk untuk melahirkan bangsa yang unggul dan bermartabat. Pepatah mengatakan, satu-satunya di muka bumi ini yang tidak dapat dibeli, adalah karakter. Kata kata bijak lain menyatakan, ketika kekayaan hilang, sesungguhnya tidak ada yang hilang. Ketika kesehatan hilang, baru ada sesuatu yang hilang. Namun, ketika karakter hilang, maka hilanglah segala galanya,” katanya.
Sementara Beni Saputro, yang juga kepala SMP Prima Cendekia Islami dalam kesempatan tersebut menampilkan langkah srategis dari sekolah di era digital. Menurutnya, sekolah harus beradaptasi dengan perkembangan jaman. Karena itu, sekolah harus menyiapkan infrastruktur teknologi informasi terkini, guru yang melek digital dengan kemampuan berinovasi dalam pembelajaran, serta suasana sekolah yang menyenangkan, Ujar Dia.(*)
Discussion about this post