SOREANG, (BR) – Usman Sayogi akhirnya blak-blakan membuka rencana dan targetnya mengikuti kontestasi Pilbup Bandung mendampingi Kurnia Agustina. Usman secara gamblang merunut secara detail awal keinginannya memimpin Kabupaten Bandung dengan modal pengalamannya menjadi seorang birokrat selama 31 tahun.
Sebelum mendapat jabatan terakhir sebagai Kepala Badan Pendapatan Keungan Daerah (Bapenda), Usman memulai karirnya menjadi sekertaris desa (Sekdes). Setelah itu karirnya mulus dan akhirnya menjadi seorang ASN dan menjadi camat.
“Totalnya saya bekerja sebagai ASN sudah 31 tahun. Sebetulnya masih ada sisa lima tahun lagi menuju pensiun. Tapi ternyata ada tawaran untuk mendampingi Teh Nia sebagai calon wakil bupati,” kata dia di Soreang, Selasa 29 September 2020.
Tawaran itu ternyata langsung diambil oleh Usman. Pasalnya, sebagai putra daerah dirinya merasa terpanggil untuk melanjutkan pembangunan Kabupaten Bandung dengan modal pengalaman kerjanya.
Namun, keputusan Usman ternyata tak semulus yang dibayangkan. Keluarganya sempat menolak keinginannya maju di kontestasi Pilbup Bandung 2020. Hambatannya, ia ternyata tak diberi izin oleh sang ibu dan istrinya. Namun setelah menjelaskan secara detail alasannya itu, kedua perempuan yang paling berharga di hidupnya itu akhirnya memberi izin dan justru bersemangat mendukung keputusan Usman.
“Semula istri dan ibu saya enggak setuju, terutama ibu yah. Ibu saya bilang mau cari jabatan apalagi. Tapi setelah saya bicara dan niat saya ingin melanjutkan pengabdian pada masyarakat, istri dan ibu saya akhirnya mengerti dan mendukung niat saya,” ujarnya.
Seandainya ia dan pasangannya terpilih sebagai Bupati dan Wakil Bupati Bandung, ia berjanji sepenuhnya mengabdikan diri untuk kepentingan masyarakat. Apalagi, sebagai seorang putra daerah asli ibukota Kabupaten Bandung, yakni Soreang, ia memiliki tanggungjawab untuk turut memajukan daerahnya.
“Saya merasa terpanggil untuk lebih berkontribusi terhadap pembangunan di Kabupaten Bandung. Selain itu, saya juga punya kepentingan atau kewajiban untuk mengawal dan mengamankan keberlangsungan pembangunan yang telah dilaksanakan oleh Bupati Bandung sebelumnya yakni Pak Dadang M Naser. Ini sangat penting agar pembangunan berkesinambungan dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” katanya.
Disinggung soal adanya stigma jika seorang wakil kepala daerah, yang seolah olah hanya menjadi ‘ban serep’, dan menjaga keharmonisan hubungan antara kelapa daerah dengan wakilnya, Usman mengaku tak mengkhawatirkannya. Karena ia berprinsip selama ada komunikasi yang baik antara kepala daerah dengan wakilnya tentu tidak akan terjadi kebuntuan. Selain itu, kunci utama dari keberhasilannya dalam bekerja adalah keikhlasan.
“Memang sampai saat ini kami belum ada pembicaraan soal pembagian tugas. Tapi saya rasa akan diberikan ruang dan kepentingan yang proporsional sebagai wakil. Dan saya tidak terlalu mempersoalkan itu, karena yang penting saya bekerja untuk masyarakat dan bupati,” ujarnya.
Ketika ditanya sejauh mana Usman mengenal Kurnia Agustina yang akan didampinginya. Usman mengaku cukup mengenal wanita yang akrab disapa Teh Nia itu sebagai istri dari Bupati Bandung Dadang M Naser. Dia menilai, Teh Nia sebagai pribadi yang cerdas, supel dan memiliki jumlah jiwa kepemipinan. Hal ini tentu menjadi bekal yang cukup bagi Teh Nia untuk memimpin Kabupaten Bandung.
“Istri saya juga sering memuji Teh Nia. Istri saya kan sering ikut kegiatan Teh Nia, di PKK, Dharma Wanita dan lainnya. Istri saya bilang orangnya smart, supel, tegas dan berjiwa pemimpin. Saya rasa beliau punya cukup bekal untuk menjadi seorang bupati,” katanya.(BR.01)
Discussion about this post