KAB BANDUNG (BR).-Capaian pembangunan Kabupaten Bandung, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bandung Tahun 2018, mengalami pertumbuhan yang cukup baik apabila dibandingkan dengan pertumbuhan nasional dan Provinsi Jawa Barat (Jabar).
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Bandung Tahun 2018 sebesar 71,75 poin, lebih tinggi dibandingkan dengan IPM nasional sebesar 71,39 poin dan IPM Provinsi Jabar sebesar 71,30 poin.
Sementara tingkat kemiskinan di Kabupaten Bandung, lebih rendah dibandingkan nasional dan Provinsi Jabar. Kabupaten Bandung 6,65 persen, Jabar 7,25 persen dan nasional 9,66 persen. Dalam Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) nya, Kabupaten Bandung lebih tinggi dibandingkan dengan LPE Nasional dan Jabar.
Kabupaten Bandung 6,21 persen, Jabar 5,64 persen dan nasional 5,17 persen. BPS pun mencatat, angka kemiskinan pada tahun 2017 mencatat, Kabupaten Bandung 7,36 persen, provinsi 7,83 persen dan nasional 10,12 persen.
“Sedangkan untuk capaian angka pengangguran terbuka, Kabupaten Bandung sebesar 5 persen lebih rendah dibandingkan dengan provinsi sebesar 8,17 persen dan nasional 5,34 persen,” ucap Bupati Bandung H. Dadang M. Naser, S.H, S.Ip, M.Ip disela-sela Upacara Peringatan Hari Jadi Kabupaten Bandung ke 378 di Lapangan Upakarti Soreang beberapa waktu lalu.
Keberhasilan pembangunan tersebut, kata Bupati Dadang Naser tidak terlepas dari komponen yang terlibat yakni pemerintah, swasta, masyarakat, akademisi dan media. Disamping itu, lanjutnya, untuk percepatan pecapaian pembangunan, pihaknya melakukan akselerasi pembangunan melalui inovasi ‘Sabilulungan Raksa Desa, Bandung 1000 Kampung’.
Program inovasi tersebut, diharapkan Dadang dapat menjadi entry point Kabupaten Bandung untuk meningkatkan keunggulan komparatif daerah, sehingga produk-produk lokal dapat bersaing dalam pasar nasional dan global.
Dadang Naser mengungkapkan, setiap daerah harus memiliki keunggulan komparatif. Keunggulan ini berdasarkan potensi lokal yang menjadi ciri khas wilayah untuk bersaing secara global.
“Keunggulan ini harus bermuara pada tujuan dapat menciptakan bisnis berbasis sumberdaya lokal, serta peningkatan penyerapan tenaga kerja. Kampung Kopi mungkin menjadi satu contoh yang telah berhasil membawa Kabupaten Bandung di tingkat nasional dan global, karena kualitas dan kekhasan produknya,” ujar Dadang Naser.
Selain meningkatkan kesejahteraan para petani, tanaman kopi juga memiliki fungsi menghijaukan lahan kritis. Alih fungsi lahan yang terjadi di hulu Sungai Citarum, menurutnya semakin memperparah lamanya banjir di wilayah Bandung Selatan, terutama saat memasuki musim hujan.
“Tanaman kopi dan juga pohon-pohon keras lainnya, kita anjurkan untuk ditanam secara tumpangsari. Jangan semuanya ditanami sayuran, perhatikan sabuk gunung untuk mencegah terjadinya longsor. Selain itu juga saat musim hujan, berfungsi untuk menahan air di hulu agar DAS Citarum di bagian hilr tidak parah meluap, sehingga bisa mengurangi lamanya banjir,” tuturnya pula.
Dari lima misi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung, Dadang mengakui bahwa peningkatan kualitas lingkungan hidup masih merupakan misi yang cukup berat. Sebagai contoh, Sungai Citarum yang berpredikat sebagai sungai paling kotor di dunia, merupakan salah satu indikator belum berhasilnya misi tersebut.
Dadang berpendapat, mengatasi permasalahan di bidang lingkungan tidak bisa dilepaskan dari perilaku manusia. “Berbicara permasalahan lingkungan, artinya kita berbicara tentang perilaku dan peradaban manusia. Tidak bisa dipungkiri bahwa manusia adalah penyebab kerusakan lingkungan, tapi manusia itu sendiri juga sekaligus sebagai solusi bagi perbaikan lingkungan,” ucap Dadang.
Penghijauan kembali lahan kritis di hulu Sungai Citarum, terang Dadang, merupakan upaya rekayasa vegetatif untuk mengurangi risiko bencana banjir. Namun selain itu juga perlu dilakukan rekayasa sosial, antara lain berupaya mengubah kebiasaan buruk masyarakat yang masih membuang sampah ke sungai.
“Sampah di sungai menjadi salah satu penyebab lamanya banjir. Budaya ini yang terus menerus kita upayakan, bagaimana memberikan kesadaran pada masyarakat dan juga kalangan industri untuk tidak lagi membuang sampah dan limbah ke sungai,” terang Dadang.
Di samping itu, upaya yang ditujukan langsung untuk mereduksi banjir secara masif, dilakukan dengan membangun Danau Retensi Cieunteung dan Terowongan Nanjung (Curug Jompong) yang hingga saat ini masih berproses.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung sendiri pun, telah berupaya mengurangi risiko bencana banjir melalui program-program pembangunan di bidang lingkungan. Sebut saja gerakan Sabilulungan Tanam Pohon Kesayangan (SATAPOK), Gerakan Bulan Menanam, Gerakan Pembuatan Lubang Cerdas Organik (LCO) atau Lubang Resapan Biopori (LRB) dan Hutan Sabilulungan Desa.
Pria yang akrab disapa Kang DN itu menyatakan, keterlibatan seluruh pihak dalam menjalankan program-program tersebut sangat penting. Menurut Kang DN permasalahan lingkungan bukan hanya tugas dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) saja tapi juga memerlukan keterlibatan seluruh Perangkat Daerah (PD).
“Seluruh lapisan masyarakat harus ikut berperan demi suksesnya pembangunan di bidang lingkungan, karena masalah lingkungan adalah masalah kita semua, yang harus kita selesaikan secara Sabilulungan. Semoga melalui moment Hari Jadi Kabupaten Bandung yang ke-378, semakin membuat kita semua lebih dewasa dan bijak dalam mengelola permasalahan lingkungan ini,” imbau Kang DN.
Kepala Bagian (Kabag) Humas dan Protokol Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Bandung Wawan A. Ridwan menuturkan, upacara hari jadi rutin digelar, sekaligus merupakan puncak dari rangkaian peringatan hari jadi Kabupaten Bandung.
“Upacara ini merupakan momentum puncak dari peringatan hari jadi Kabupaten Bandung dan rutin dilaksanakan,” tutur Wawan Ridwan
Wawan menjelaskan, tema yang diusung pada tahun 2019 ini adalah ‘Sabilulungan Ngaraksa Kertaraharja, Bandung 1000 Kampung, Raksa Desa, Ngajaga Bumi Bakti Ka Lemah Cai’. Sesuai dengan tema tersebut, kata Wawan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung saat ini sedang fokus pada pembenahan lingkungan.
“Tema yang diusung disesuaikan dengan program pemerintah, sekaligus menjadi dukungan dalam memberikan solusi tentang permasalahan lingkungan yang terjadi di Kabupaten Bandung,” jelasnya.
Wawan menambahkan, pada upacara hari jadi tahun ini, Pemkab Bandung memberikan berbagai piagam penghargaan kepada masyarakat dan Aparatur Sipil Negara (ASN), yang dianggap memberikan kontribusi terutama dalam hal pembangunan untuk Kabupaten Bandung.
Secara rinci Wawan menyebutkan, Bupati Bandung memberikan sejumlah piagam penghargaan Satya Lancana Karya dari Presiden Republik Indonesia bagi ASN Kabupaten Bandung untuk masa kerja 10-30 tahun.
Untuk ASN masa kerja 30 tahun, secara simbolis diberikan kepada Asisten Ekonomi dan Kesejahteraan Kabupaten Bandung, H. Marlan, S.Ip, M.Si.
Bupati juga memberikan penghargaan terhadap ASN berprestasi di lingkungan Pemkab Bandung, diantaranya kepada Ir. Yayan Agustian dan Ir. Nursadiah, MP (Dinas Pertanian) serta Sintawaty (Dinas Pangan dan Perikanan).
Penghargaan juga, kata Wawan diberikan kepada Kelurahan Cibeunying Kecamatan Cimenyan sebagai peringkat pertama Lomba Kelurahan Tingkat Kabupaten Bandung, Desa Cibeureum Kecamatan Kertasari sebagai juara satu lomba desa terkait Evaluasi Perkembangan Desa, Desa Sukapura Kecamatan Kertasari sebagai juara satu Lomba Perpustakaan Desa.
“Bupati pun memberikan piagam penghargaan kepada Tiara Kamilatunnisa, siswi Sekolah Dasar Negeri Kiangroke 01 Kecamatan Banjaran sebagai juara satu Lomba Bercerita Tingkat Pemkab Bandung”, tutupnya pula. (Advertorial/Humas Pemkab Bandung)
Discussion about this post