Bandungraya.net – KBB | Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti di Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB), dinyatakan sudah overload atau melebihi kapasitas dari daya tampung secara keseluruhan.
Pemerintah Daerah KBB terpaksa memutar otak untuk menyiapkan lahan baru sebagai tempat pembuangan sampah mengantisipasi tak mampunya TPA Sarimukti menampung sampah.
Plt Bupati Bandung Barat, Hengki Kurniawan mengatakan, untuk menyiapkan lahan baru tersebut, pihaknya sudah menyiapkan anggaran sebesar Rp 20 miliar. Anggaran itu akan digunakan untuk membeli lahan yang lokasinya masih di sekitar TPA Sarimukti.
“Jadi nanti akan pindah ke TPPAS Regional Legok Nangka. Cuma yang jadi masalah sisa sampahnya mau dikemanakan dan siapa yang akan menampung,” ujar Hengki saat ditemui di Perkantoran Pemkab Bandung Barat, Ngamprah, Selasa (8/6/2021).
Upaya menyiapkan lahan baru ini harus terealisasi pada 2022, karena pada 2023 Pemprov Jabar akan menutup operasional TPA Sarimukti dan pembuangan sampah dari Bandung Raya akan dipindahkan ke TPPAS Legok Nangka di Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung.
“Rencananya pada 2023 provinsi akan menutup TPA Sarimukti. Jadi bagaimana dengan sampah kita sendiri yang sisanya, nah itu nantinya akan kita kelola,” kata Hengki.
Pada 2022 mendatang Pemda KBB sudah harus menyiapkan lahan untuk menampung sisa sampah dari semua wilayah di KBB yang akan dibuang ke TPPAS Legok Nangka.
“Karena yang kita setor hanya 75 ton, tapi potensi sampah di KBB ini per harinya 600 ton. Belum lagi dari Bandung Raya, jadi kita masih perlu mengelola sampah sendiri di KBB,” ungkapnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Prima Mayaningtias mengatakan, kondisi TPA Sarimukti saat ini memang sudah over kapasitas, bahkan tinggi tumpukan sampah telah mencapai 50 meter dan menyebabkan jalur masuk truk juga telah dipenuhi sampah.
“Kalau lihat di lapangan kondisinya sangat memprihatinkan sangat overload. Jadi jalan-jalan yang seharusnya untuk masuk truk untuk membuang sampahnya ke daerah daerah itu hampir semua tertutup dengan ketinggian sudah sangat mengerikan,” ujar Prima.
Dalam waktu dekat, pihaknya akan mencari jalan keluar dengan melakukan beberapa pengerasan jalur, membenahi saluran air dan melakukan pengurugan.
“Segera kita akan benahi TPA ini agar tetap bisa bertahan hingga 2023 sampai Legok Nangka bisa difungsikan,” kata Prima. (Red)
Discussion about this post