Bandung. (BR).- Jelang Penyelenggaraan Pemilihan Bupati / wakil bupati bandung 9 Desember 2020, menimbulkan pro kontra ditubuh Partai Golkar dan dipandang perlunya dilakukan analisys, hal tersebut disampaikan Yoga Santosa, SE politisi Partai Golkar yang sudah bercokol ditubuh partai Golkar selama kurang lebih 45 tahun pada bandungraya. net, Senin ( 27/07/2020).
Menurut Yoga, menghadapi perhelatan pemilukada yang tinggal beberapa bulan lagi, setiap Parpol yang mengusung jagoannya memerlukan kerja keras dan konsentrasi penuh, hal tersebut bukan hanya karena waktu yang relatif sempit tapi ada beberapa faktor yang menuntut setiap parpol wajib memiliki rencana strategis, rencana operasi dan rencana teknis yang selaras dan sejalan dengan kebijakan masing masing parpol yang akan ikut menjadi peserta pemilu.
Jika dalam ” pertarungan ”merebut kursi kekuasan tersebut salah melangkah maka akan terjadi stigma yang menjadi penghambat menuju kekeberhasilan, diantara stigma yang menjelma adalah akibat anomali dari pemegang kebijakan partai yang tidak memahami kondisi obyektif dan situasi yang terus melaju secara dinamis, imbuh Yoga.
Dikatakannya, untuk melakukan pertahanan sebagai modal menghadapi pertempuran di pemilu, maka salah satu kuncinya adalah seluruh elemen kekuatan parpol pengusung harus solid, bersatu padu, bergerak memenangkan calonnya di daerah masing-masing, faktor lain yang harus di cermati adalah bahwa, Pemilukada kali ini dilakukan dalam era New Normal di tengah pandemi Covid-19. Maka butuh strategi khusus dalam memenangkannya.
“Partai Golkar di tengah anomali politik seperti kita ketahui, di era kepemimpinan Airlangga Hartarto sebagai nakhoda nasional, Golkar dalam mengusung para calon kepala daerah ini tanpa mahar, dengan maksud jika nanti yang di usung menang, ia yang di usung adalah modal untuk Pemilu 2024 “, kata Yoga.
Oleh karenanya, seperti disampaikan Airlangga, strategi utama Golkar adalah Soliditas seluruh kader Partai Golkar harus benar-benar diwujudkan. Seluruh Ketua DPRD (dari Golkar) harus satu jalan dan loyal kepada keputusan Partai.
“Semua kader Golkar tanpa kecuali, baik di kepengurusan maupun di eksekutif dan legislatif untuk bekerja keras memenangi Pilkada dari waktu ke waktu yang sudah terjadwal sampai kepada pemilu 2024,” tukasnya.
Menurut politisi partai Golkar ini, target Golkar untuk menang di Pilkada, 2020 adalah 60% untuk itu penerima Rekomendasi DPP Partai Golkar ini sebagai simbol bahwa kader harus bergerak cepat, penuh strategi dalam memenangkan seluruh calon kepala daerah yang diusung Partai Golkar.
Namun demikian menurut Yoga, sayangnya para pemangku kebijakan partai di setrata kota/kabupaten belum semua bisa menangkap pesan Airlangga sebagai Ketua Umum Partai yang wajib di jalankan titahnya, sehingga ketika Partai golkar menekankan kemenangan Pilkada yang santun, bermartabat, sehingga prosesnya bisa berjalan dengan penuh kebersamaan dan demokratis, tudsk semulus yang di harapkan, diantara stigma yang tampak dengan jelas yaitu masih ada beberapa kader partai ada yang jadi penghambat serius yang dimungkinkan bisa merusak citra partai Golkar yang selama ini marwahnya dijaga secara ketat tak bisa di hindari, tegas Yoga.
“Pesan kebersamaan, dan semangat untuk seluruh kader Partai Golkar tidak bisa di jaga dan dilakukan oleh sebagian kader yang gejalanya beragam, dari mulai kader sakit hati, ambisius, over libido untuk merebut kekuasaan tapi tidak lolos rekomendasi, sampai kasus kader loncat pagar masuk ke halaman tetangga, dan lain lain “, ucapnya.
Menurutnya pula, namun hal tersebut bila ditelusuri dan di dalami merupakan proses sebab akibat, dalam teori sebab akibat Suatu akibat tertentu terkadang ditimbulkan oleh serangkaian perbuatan yang saling terkait yang menjadi faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya akibat, yang menjadi permasalahan adalah kepada siapa akan dipertanggung jawabkannya suatu akibat tersebut.
Dalam teori-teori kausalitas ada teori yang disebut. ” Teori conditio sine qua non ” teori ini bisa menjadi pintu untuk menjelaskan bahwa tiap-tiap syarat yang menjadi penyebab suatu akibat yang tidak dapat dihilangkan (weggedacht) ) dari rangkaian faktor-faktor yang menimbulkan akibat harus dianggap “causa” (akibat).
Papar Yoga Santosa, tiap faktor tidak diberi nilai, jika dapat dihilangkan dari rangkaian faktor-faktor penyebab serta tidak ada hubungan kausal dengan akibat yang timbul, tiap factor diberi nilai, jika tidak dapat dihilangkan (niet weggedacht) dari rangkaian faktor-faktor penyebab serta memiliki hubungan kausal dengan timbulnya akibat.
Ulas Yoga, di satu daerah Kabupaten misalnya, terjadi anomali kebijakan yang melahirkan perlawanan berupa pembangkangan, pertanyaannya, siapa yang bertanggung jawab bila terjadi pembangkangan akibat kebijakan yang dianggap menyimpang dan keliru…?
Lebih Jauh Politisi partai golkar yang sudah minikmati asam garamnya ditubuh partai golkar ini mengatakan sebuah contoh fakta di intern partai Golkar telah terjadi anomali politik yang menciptakan gelombang politik yg tidak kondusif dan di mungkinkan bisa merusak tatanan bangunan Partai Golkar, sehingga tidak bisa mencapai target diantaranya, bila merujuk kepada teori kausalitas telah terjadi :
– Kesalahan dalam membuat kebijakan yang TIDAK SANTUN sehingga BERAKIBAT melahirkan perlawanan frontal yang tidak santun
– Langkah siasat yang dilakukan secara
sembunyi dan tidak terbuka sehingga menciptakan gagal paham diantara kader kader terpercaya yang di mungkinkan menggerus duara Golkar yg seharusnya bisa menjadi modal 2024
– Pendapat pendapat gagal pikir yang di publis ke media yg mempertontonkan kebodohan karena tidak memahami sebab akibat antara pembangkang dan pengambil keputusan
– Gagalnya pemimpin di strata kota/Kabupaten yang tidak bisa menjalankan titah Ketua umum dengan melakukan langkah sendiri tanpa di awali dengan urun rembug secara konstitusional
Dari kasus kasus anomali atau salah langkah yang di sebut di atas, jelaslah bahwa pada gilirannya PEMENANG di pilkada kota/ kabupaten 9 desember 2020 adalah,
Kontestan yang didukung Rakyat, yang di era saat ini sudah TIDAK BODOH lagi yaitu :
KONTESTAN YG JUJUR, BERSIH DARI KORUPSI, BERFIHAK KEPADA KEPENTINGAN RAKYAT SECARA NYATA (bukan hanya sekedar bila ada kepentingan), BERAHLAKUL KHARIMAH dan PARA PEMAIN DAN PETARUNG SEJATI YANG MEMEGANG TEGUH PTOFESIONALIME, KESANTUNAN, BERPRILAKU SALING MENGHORMATI, MENJUNJUNG TINGGI PERBEDAAN guna MEMELIHARA PERSATUAN dan KESATUAN sebagai MODAL UTAMA TERBENTUKNYA SOLIDITAS YANG TAK TERGOYAHKAN.
Pungkas H. Yoga Santosa, SE kesimpulannya bila merujuk kepada teori sebab akibat, maka PEMBANGKANGAN dalam bentuk PERLAWANAN KADER GOLKAR LONCAT PAGAR yang terjadi di kabupaten bandung dalam konteks pilkada, belum bisa di vonis bersalah sebelum di analisys secara mendalam. (BR. 01)
Discussion about this post