SOREANG (BR).- Dr Edi Riawan Kaprodi Meteorologi Institut Teknologi Bandung (ITB) menjelaskan terkait terjadinya banjir bandang Ciwidey, beberapa waktu lalu.
Hal tersebut disampaikan Edi saat menjadi narasumber Clubinar yang digelar secara online, Kamis 23 Juni 2022.
Kegiatan yang digelar Bandung Mitigasi Hub tersebut, mendapat respon positif dari pemerintah provinsi Jabar melalui BPBD, para komunitas dan penggiat lingkungan.
Dalam kesempatan tersebut, Edi menjelaskan kenapa terjadi banjir di dataran tinggi dan apa penyebab adanya banjir bandang di Ciwidey.
“Secara akademis, banjir bisa terjadi secara spontan yang diakibatkan beberapa faktor diantaranya curah hujan dan kondisi lingkungan,” kata Adi dalam penjelasannya.
Adi menjelaskan hasil analisi dan kajian terjadinya banjir bandang di Ciwidey, salah satunya kondisi wilayah hulu sungai, iklim cuaca dan kondisi bantaran sungai tersebut.
“Ciwidey merupakan wilayah dataran tinggi, secara kajian kecil kemungkinan terjadi banjir. Namun, akibat beberapa faktor, terjadilah banjir bandang,” jelasnya.
Menanggapi penjelasan Dr Edi Riawan, Eyang Memet penggiat lingkungan mengatakan, kondisi lingkungan hulu sungai Ciwidey memang sudah mengkhawatirkan.
Oleh karena itu, pihak sedang melakukan kajian total di wilayah tersebut, pasca terjadinya banjir bandang Ciwidey.
“Secara pribadi, saya merasa khawatir milihat kondisi di kawasan hulu Ciwidey. Oleh karena itu, kami sedang melakukan kajian total dan mencari solusi untuk mengantisipasinya kejadian serupa terjadi,” katanya.
Eyang Memet mengapresiasi kegiatan Clubinar tersebut, sekaligus mengajak semua pihak untuk bersama sama mencari dan melakukan gerakan nyata mengantisipasi kejadian serupa.
“Sekarang bukan saatnya mengatakan kenapa bisa terjadi banjir bandang, tapi bagaimana kita melakukan gerakan nyata mengantisipasi hal serupa,” tegasnya.
Sementara itu, Bambang Kabid penangan dan logistik BPBD Jabar menjelaskan, akibat terjadinya banjir tersebut beberapa pasilitas umum dan rumah milik warga rusak.
“Hasil mitigasi kami, dampak dari banjir bandang tersebut beberapa pasilitas umum dan rumah warga rusak,” jelasnya.
Pada akhir kegiatan tersebut, Dadang Risdal Aziz Ketua Jamparing Institut yang bertindak sebagai moderator memberikan beberapa catatan kesimpulan.
“Alhamdulillah, Acara clubinar dengan topik banjir bandang Ciwidey berjalan lancar dan semoga membawa efek positif,” jelasnya.
Dari pemaparan Nara sumber, Dadang Risdal Aziz mencatat beberapa kesimpulan diantaranya, Potensial daerah landai setelah perbukitan rusak, Frekuensi rendah dan sulit diprediksi dan kondisi iklim atau hujan lokal.
“Beberapa faktor terjadinya banjir diakibatkan, pembangunan mendekati zona rawan banjir dan peranan alih fungsi lahan berdampak besar terjadinya banjir bandang,” pungkasnya. ( BR. 01. )
Discussion about this post