GARUT, (BR-NET) – Perkembangan teknologi dan informasi yang semakin pesat selain membawa dampak positif, ternyata juga membawa dampak negatif. Salah satu dampak negatif yang cukup meresahkan adalah munculnya informasi palsu atau lebih popular dikenal dengan istilah “hoax”.
Hal itu disampaikan H.Delit Suparman Ketua Pemuda Pancasila Kabupaten Garut saat menghadiri Menghidupi Persatuan Indonesia dengan tajug “Jangan Mudah Terprovokasi di Era Luapan Informasi” di Gor Ciateul, Sabtu (25/5/2024)
“Fenomena hoax semakin merajalela di dunia maya dan dengan mudahnya penyebaran informasi melalui media sosial sehingga dapat menimbulkan beragam opini masyarakat,” katanya
Menurut ia, penyebaran berita hoax juga mampu membawa pada kerancuan informasi dan kehebohan publik akan suatu informasi, bahkan dapat juga berakibat pada perpecahan suatu bangsa.
“Kata hoaks dalam KBBI dikategorikan sebagai akjetiva dan nomina. Dalam penulisannya, hoaks menggunakan kata yang diterangkan terlebih dahulu misalnya menjadi “berita hoaks”. Namun, hoaks juga bisa berdiri sebagai nomina dengan arti berita bohong,” ujarnya
Dengan demikian, lanjut, H.Delit, hoax merupakan informasi bohong dibuat sedemikian rupa hingga seolah-olah benar adanya.
Asal usul hoax diyakini ada sejak ratusan tahun sebelumnya yakni ‘hocus’ dari mantra ‘hocus pocus’, frasa yang kerap disebut oleh pesulap, serupa istilah ‘sim salabim’. Salah satu hoax yang pernah menggemparkan adalah ancaman asteroid menghantam bumi dan menyebabkan kiamat. Pada tahun 2015, NASA membantah rumor tersebut.

Hoax biasanya, H.Delit menjelaskan, sengaja dibuat untuk mencapai tujuan tertentu dan mendapatkan keuntungan dari dampaknya.
“Informasi palsu akan lebih cepat viral jika dibagikan dan semakin banyak visitors pada situs tersebut maka pemiliknya akan mengantongi penghasilan berupa uang,” terangnya
“Dalam beberapa kasus, hoax juga digunakan sebagai media untuk adu domba, menyebar fitnah, mencemarkan nama baik, membuat kepanikan serta menjatuhkan orang atau golongan tertentu,” ujarnya
Hoax, imbuh ia, bisa menjadi pemicu munculnya keributan, keresahan, perselisihan bahkan ujaran kebencian.
“Akhir-akhir ini, bertebarnya hoax di tengah masyarakat kian populer dengan memanfaatkan kondisi pandemi global Covid-19 (corona virus disease 2019- red). Misalnya, hoax yang santer beredar adalah minum alkohol bisa menyembuhkan orang yang terkena Covid-19,” katanya
“Mengingat akan dampak buruknya, setiap orang harus paham untuk menghindarinya. Selain itu, hoax juga bisa menganggu kesehatan mental,” ujarnya.
Jika terus dibiarkan, dikatakan ia, penyebaran informasi palsu dapat membentuk mental masyarakat ke arah pemahaman hoax. Mudah percaya dengan informasi palsu tanpa melakukan perbandingan atau klarifikasi terhadap sumbernya.
Acara tersebut terselenggara atas kerjasama Kominfo Jawa Barat dengan Majelis Pimpinan Cabang (MPC) Pemuda Pancasila Kabupaten Garut. Sebanyak 2800 peserta yang ikut menghadiri acara yang di gelar tersebut. ((BR-15).
Discussion about this post