CIMENYAN (BR).- Menteri Pariwisata (Menpar) Republik Indonesia (RI) Arief Yahya meluncurkan Destinasi Digital Puri Bambu. Mulai dibangun akhir 2018 lalu, tempat wisata dengan luas sekitar 2 hektar (ha) itu berbasis digital, karena kegiatan publikasi dan promosinya menggunakan platform media sosial.
“Destinasi digital selalu meledak dan digandrungi kaum milenial. Kini mereka punya pilihan tempat wisata baru yang instagramable, cocok untuk swa foto,” ucap Menpar RI di sela-sela Launching Destinasi Digital Puri Bambu di Desa Bojongkoneng Kecamatan Cimenyan, Jum’at (11/10/2019).
Puri Bambu memiliki tiga atraksi alam, yaitu berupa panorama gunung, kurang lebih 100 ha hutan bambu dan pemandangan kota. “Kolaborasikan promote, product and please (promosi, produk dan pelayanan). Jalin kerjasama antar komunitas, juga komunitas dengan masyarakat. Dalam pengelolaannya, masyarakat lokal harus dilibatkan,” imbau Arief Yahya.
Dibangun atas kerjasama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung dengan Yayasan Bina Bangsa Bersama (YB3), Corporate Social Responsibility (CSR) Telkomsel, Angkasapura dan Propane. Fasilitas yang tersedia antara lain teater, holding room, taman, food court, homestay ramah gempa dengan model rumah Lombok, homestay yang dapat berpindah tempat, kebun holtikultura, tempat parkir, mushala dan toilet.
Bupati Bandung H. Dadang M. Naser mengatakan hal ini merupakan keseriusan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI, dalam mendorong pengembangan potensi wisata di Kabupaten Bandung.
“Jumlah penduduk Kabupaten Bandung terpadat kedua di Indonesia, SDM (Sumber Daya Manusia) nya harus dikelola dengan baik. Dengan gerakan Sabilulungan Raksa Desa Bandung 1000 Kampung, kita kembangkan destinasi wisata baru dengan basis digital, kuliner, fashion dan budaya. Semuanya bisa jadi industri, termasuk panoramanya bisa kita jual secara industri,” imbuh Bupati Dadang Naser.
Hadirnya puri bambu, tambah Dadang Naser, diharapkan akan menambah khasanah inovasi yang berdampak pada peningkatan perekonomian di Kabupaten Bandung. “Banyak yang disajikan di sini, pertunjukan budaya, musik hingga sajian kuliner khas Cimenyan,” tambah Dadang Naser .
Selain bangunannya yang didominasi material bambu, kesenian yang ditampilkanpun bertema alat musik bambu, sesuai dengan nama yang melekat di lokasi tersebut. “Cimenyan juga terkenal dengan kulinernya berupa peuyeum (tape singkong), di samping itu ada olahan pangan dari jagung, tepung beras, sayur dan umbi-umbian. Minumannya ada bandrek, bajigur dan kopi. Semua akan kita angkat, agar perekonomian warga lokal juga ikut meningkat,” ucapnya pula.
Dadang menuturkan, pihaknya ingin memeratakan kunjungan wisatawan agar tidak menumpuk di kawasan Bandung selatan. “Pemandangan di bagian utara tidak kalah indahnya. Akses menuju Cimenyan juga relatif bebas macet. Amenitasnya cukup lengkap dengan dukungan penginapan dan hotel di sekitar lokasi Puri Bambu,” pungkas Dadang. (BR. 01)
Discussion about this post