KAB. BANDUNG, (BR).- Terkait dugaan kasus indikasi perundungan di salah satu sekolah dasar terpadu di Kabupaten Bandung, akhirnya menemui titik terang.
Pada Selasa (28/11/2023), telah dilakukan mediasi antara pihak sekolah dan orang tua siswa disaksikan pengawas SDSD.
Dedi, orang tua siswa yang menghadiri undangan silahturahmi dari pihak sekolah mengatakan, tujuan kedatangannya itu meminta sang kepala sekolah mundur dari jabatannya.
“Saya minta supaya mundur dengan ikhlas daripada masalah ini terus-terusan tidak ada titik temu dan anak saya mengalami trauma berkepanjangan. Apalagi anak saya inklusi. Takutnya trauma berkepanjangan dan tidak mau sekolah,” kata Dedi di sela pertemuan dengan pihak yayasan sekolah dan pengawas sekolah.
Dedi juga mendesak permintaan maaf kepada keluarga besarnya secara langsung dari kepala sekolah.
“Permintaan maaf harus dari mulut yang bersangkutan, jangan melalui yang lain,” ucapnya.
Dalam pertemuan tersebut, kepala sekolah justru berhalangan hadir dengan alasan sedang dalam suasana berduka cita.
Agar hal yang sama tidak terulang kepada anak-anak lain, Dedi juga berencana melaporkan tindakan intimidasi yang dialami anaknya oleh pihak sekolah ke kopolisian
“Ada rencana (lapor kepolisian), tapi lihat nanti. Lebih baik mundur ikhlas,” ujarnya.
Dengan pertemuan ini, Dedi juga menilai permasalahan dengan pihak sekolah sudah selesai. Kendati wali murid sempat mendesak kepala sekolah mundur dan mengajukan permohonan maaf secara langsung.
Sementara dari pihak yayasan, Mahdi menuturkan, sebelumnya pihak yayasan belum mengetahui informasi adanya permasalahan perundungan antara siswa dengan siswa itu.
“Yang jelas kita berusaha semaksimal mungkin, bahkan sampai ditulis di sekolah-sekolah jangan sampai adanya bullying tersebut,” Katanya
Kalau seandainya terjadi adanya bullying di sekolah ini, ujar Mahdi, yang pasti perlu adanya komunikasi antara orang tua siswa.
“Harusnya tidak terjadi berkelanjutan dengan memastikan dulu apakah kejadian tersebut benar-benar terjadi,” tegasnya.
Dirinya sempat kaget, adanya kejadian di sekolahnya yang di sampaikan oleh orang tua siswa Dedi yang menjelaskan terjadinya bullying
“Berarti kami harus mengumpulkan seluruh steakholder yang di sekolah. Karena yang namanya pengawasan itu, bukan hanya kepala sekolah termasuk seluruh steakholder. Termasuk pesuruh sekolah juga harus ikut membantu mengawasi,” ucap Mahdi.
Lebih lanjut Mahdi mengatakan, ketika kejadian seperti ini terjadi sampai berulang, berarti ada sesuatu yang keliru dan harus dipanggil pihak sekolahnya.
“Makanya kami perlu kroscek langsung ke sekolah. Kami juga perlu mengundang orang tua yang lainnya, karena sangat penting bagi buat yayasan kami. Bagaimanapun karena ini baru kali ini terjadi,” ucapnya.
Dikatakan Mahdi, pihaknya merasa senang atas sikap pak Dedi. Dan menganggap sudah clear permasalahan dengan pihak sekolah itu. (BR. 22/12/17)
Discussion about this post