Soreang (BR).- Pendekatan aturan dan payung hukum menjadi salah satu cara pandang salah seorang politisi partai Golkar H. Yoga Santosa, yang disampaikannya pada awak media Senin (10/08/20).
Menurut Yoga, kalau saat ini masih liar , masih kontoversial satu sama lain, bahkan ada salah satu partai masih dalam pertengkaran, dan itu sangat wajar karena kekuasaan itu tidak mudah untuk direbut, bahwa ada orang yang merebutnya dengan tidak santun, ucap Yoga.
Akunya hingga saat ini dirinya masih Wait and Sea, ” saya kader Golkar dipastikan akan pacun terhadap partai Golkar dan saya tidak akan Loncat Pagar atau Kutu Loncat ” imbuhnya.
Diutarakan Yoga, ada satu pepatah ” sebelum Janur Kuning Melengkung ” semua masih bisa diperjuangkan, akan tetapi perjuangan itu harus normatif, secara santun seperti dalam pepatah dikatakan ” sekti tanpo aji aji, sugih tanpa Bondo, meluruk tanpa bondo ” menang tanpa menyakiti hati yang dikalahkan, ujarnya.
Dikatakan Politisi Partai Golkar ini, kontek pilkada kab. Bandung, kita sudah tahu semua, meskipun belum pick namun itu merupakan salah satu indikasi seperti PDI – PAN, NASDEM – PKB, dan entah dengan siapa lagi PKS, Golkar, Gerindra dan Demokrat, figurnya sudah ada tetapi pasanganya belum ada, ini tidak bisa diduga duga tanpa perhitungan dengan cermat, papar Yoga.
Bohong itu Haram, tapi kalau dalam politis itu taktis atau siasat, namun ujung ujungnya bisa berdampak positip maupun negatip, positipnya bisa saja menggiring opini, negatipnya rakyat akan kecewa bahwa Partai ini berbohong.
Diakhir pembicaraanya Yoga mengatakan “saya penulis, saya pemikir dan saya adalah pembanding.” “Saya menganalisis sebuah masalah dan kehadiran saya sebagai calon Bupati atau wakil bupati bukan sebagai perusuh tapi saya sebagai pencari jalan keluar,”pungkas Yoga Santosa (BR. 01)
Discussion about this post